Para ilmuwan Selandia Baru mengatakan studi menemukan kaitan antara ibu yang tidur secara teratur pada siang hari, atau tidur lebih lama pada malam hari dengan bayi yang lahir dalam keadaan meninggal.
Tomasina Stacey dari Departemen kebidanan dan ginekologi di University of Auckland, dalam artikel yang dimuat British Medical Journal (BMJ), menyatakan aliran darah ke janin lebih sedikit saat ibu berbaring pada sisi kanan.
Ia mewawancarai 155 wanita yang melahirkan bayi dalam keadaan meninggal di Auckland, Selandia baru. Para wanita ditanyakan secara rinci tentang posisi tidur mereka, posisi tidur dan bangun mereka beberapa bulan, minggu dan pada saat hari terakhir mereka merasakan bayi telah meninggal.
Studi yang sama menyebut, wanita yang tidak buang air kecil pada malam terakhir, lebih mungkin mengalami kelahiran mati dibandingkan dengan wanita yang bangun lebih sering.
Meski demikian, Stacey menyatakan hal ini di temukan pada sejumlah kecil wanita hamil. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih besar sebelum disarankan pada masyarakat.
"Ini adalah hipotesis baru. Dan kita harus mulai melihat adakah kaitan erat diantara keduanya. Ini adalah titik awal untuk penelitian masa depan," kata Stacey.
Dia menyatakan, metode sederhana, murah dan alami ini dapat mencegah kelahiran bayi yang lahir meninggal. "Ini adalah sesuatu yang sangat mudah dilakukan. Anda tidak perlu minum obat dan tanpa efek samping."
Serangkaian penelitian yang dipimpin peneliti Organisasi Kesehatan Dunia awal tahun menemukan bahwa lebih dari 2,6 juta kehamilan tiap tahun berakhir dengan kelahiran mati. Dan, sebagian besar diantaranya terjadi di negara-negara miskin. Ini berarti, setiap hari lebih dari 7.200 bayi yang lahir mati(die).