Profil Ponaryo Astaman

Ponaryo Astaman adalah seorang pemain sepakbola profesional yang saat ini merumput bersama Persija Jakarta di ajang Superliga. Pemain kelahiran Balikpapan, 25 September 1979, ini pun merupakan pilar inti timnas senior sepakbola Indonesia.

Akurasi tendangan dan akselerasinya di lapangan tengah yang cukup brilian membuat ia selalu mendapat tempat di tim inti. Baik itu di klub maupun di timnas. Bahkan karena itu pula, ban kapten timnas senior sempat melengket di pundaknya beberapa waktu lalu.
Prestasi pemain dengan tinggi badan 172 centimeter dan berat 70 kilogram ini terbilang cemerlang. Itu ditandai dengan pinangan klub asal Malaysia, Telekom Malaka, pada musim lalu. Sayang hanya semusim tampil di negeri tetangga, ia kembali ke tanah air dan bergabung dengan Arema Malang. Sebelum akhirnya hengkang ke Persija Jakarta.

Banyak hal menarik tentang diri gelandang terbaik di tanah air yang memulai debutnya bersama timnas Indonesia pada 2003 ini. Berikut sepuluh hal menarik di antaranya:

1. Memulai karir sepakbola profesional bersama tim asal Kalimantan Timur, PKT Bontang, pada musim kompetisi 2000, ia baru dikenal publik sepakbola nasional sejak hengkang ke PSM Makassar dan bergabung dengan sejumlah pemain top tanah air lainnya di Juku Eja kala itu.

2. Penampilan ciamik yang ditunjukkannya bersama PSM membuat klub asal Malaysia, Telekom Malaka, tertarik merekrutnya. Ia pun diboyong ke Negeri Jiran dengan nilai transfer yang cukup menggiurkan. Konon menembus angka Rp1 milyar lebih.
3. Sepulang dari Telekom Malaka, ia diperebutkan beberapa klub di tanah air. Di antaranya bekas klubnya PSM Makassar dan Persija Jakarta. Namun, justru Arema Malang yang akhirnya mampu menggaetnya setelah lebih dahulu mendapatkan tanda tangannya.

4. Berkat penampilannya yang terus stabil, baik di klub maupun di timnas, sebuah perusahaan minuman energi mengontraknya menjadi bintang iklan. Ini merupakan iklannya yang kedua. Sebelumnya, ia pun mendapat kepercayaan dari produsen alat alah raga terkenal, untuk menjadi bintang iklannya.

5. Entah karena punya kenangan khusus dengan angka 11, sehingga ia sangat suka nomor itu. Tak heran jika baik di klubnya, Persija Jakarta, maupun di timnas senior Indonesia, ia mengenakan kostum bernomor punggung 11.

6. Penampilan ciamik yang ia tunjukan dalam beberapa penampilan tearakhir di Superliga, tak urung mendapat komentar positif dari pelatih Sriwijaya Football Club (SFC) Rahmad Darmawan. Pelatih yang sukses mengantar anak asuhnya meraih juara Liga dan Copa Indonesia musim lalu ini bahkan menyatakan Ponaryo telah kembali.

7. Mudah diajak bicara dan supel, begitulah keseharian pemain yang telah mencetak dua gol di timnas senior tersebut. Tah heran jika ia pun dikenal cukup dekat dengan wartawan, serta pendukung setianya di klub. Ajakan foto bareng dan membubuhkan tanda tangan pasti tidak akan pernah ditolaknya, jika ada fans yang meminta.

8. Sepanjang karirnya bersama timnas senior, pemain yang sukses mencetak satu gol ke gawang Qatar di ajang Piala Asia 2007 silam, belum pernah absen membela "Merah putih". Itu karena ia mampu menjaga konsistensi penampilannya saat membela klub di kompetisi reguler.

9. Perpindahan ban kapten timnas dari pundaknya ke Charis Yulianto, sedikit menurunkan pamornya di lapangan hijau. Namun hal itu tidak membuat penampilannya berubah. Ia tetap menunjukan sikap profesional dan selalu berusaha melakukan yang terbaik.

10. Saat masih memengang ban kapten timnas Indonesia, nasib pemain yang akrab di sapa Popon ini mirip dengan apa yang dialami Michael Ballack, Andry Shevchenko, dan Didier Drogba di Chelsea. Mereka semua adalah kapten timnas negaranya masing-masing. Tapi di level klub (Chelsea) jabatan kapten tidak melekat di lengan kiri mereka. Sebab dipegang John Terry. Mungkin karena Ponaryo masih kalah tenar dengan pemain senior lainnya di klub.