Sejarah Kisah Dewi Shakuntala Dan Prabu Dusyanta

Sejarah Kisah Dewi Shakuntala Dan Prabu Dusyanta
Kisah Prabu Dusyanta dengan Dewi Shakuntala begitu sangat terkenalnya. Kisahnya diawali dengan perjalanan perburuan Prabu Dusyanta raja Astina ke Hutan Gunung Himawan.

Prabu Dusyanta nampak kehilangan buruannya. Ia telah memanah seekor kijang, namun meleset, buruannya  lari dengan kencangnya menuju tengah hutan.Prabu Dusyanta mengejar buruannya hingga ditengah hutan.Prabu Dusyanta, tertegun ketika melihat seorang gadis yang cantik jelita dengan sebuah belanga tempat   air dan di belakangnya diikuti beberapa ekor kijang. Ia puteri Resi Kanwa. Prabu Dusyanta terpesona dengankecantikan Dewi Shakuntala.Ternyata kijang buruannya adalah binatang piaraan Dewi Shakuntala.

Prabu Dusyanta meminta maaf akan kesalahannya.

Untuk sementara waktu Prabu Dusyanta tinggal di pertapaan. Prabu Dusyanta menghadap Resi Kanwa melamar puterinya, Dewi Shakuntala. Resi Kanwa merestui perkawinannya. Namun sebelumnya Empu Kanwa menceriterakan kisah Dewi Shakuntala yang sesungguhnya. Ia menceritakan bahwa Dewi Shakuntala adalah anak Begawan Wismamitra, Sebelumnya Begawan Wismamitra  adalah seorang raja besar di negeri ini, namun setelah diingatkan pentingnya arti hidup ini oleh Begawan Wasista, raja tergerak hatinya untuk menjadi seorang pertapa.

Setelah menjadi pertapa. Ia menjadi yangpertapa tangguh. Begawan Wismamitra telah menanggalkan kekuasaan, sebagai seorang raja, sertameninggalkan segala nafsu lahiriah,ia ingin mencapai Nirwana. Sehingga Batara Indra mencoba ketangguhanpertapa itu, dengan mengirimkan seorang bidadari bernama Menaka. Ternyata kehadiran bidadari Menakayang ditugaskan menggoda Wismamitra, berhasil meruntuhkan keteguhan hati  Begawan Wismamitra, sehingga Begawan Wismamitra menunda tapanya, Ia jatuh cinta pada Menaka. Ia mengawini Menaka.

Namun setelah itu Begawan Wismamitra bertapa lagi. Batara Indra berulangkali mengirimkan bidadari lain, tetapi Begawan Wismamitra tahu bahwa seperti halnya Menaka, bidadari bidadari tu juga kiriman Batara Indra untuk menggodanya.

Prabu Dusyanta sangat senang berkenalan dengan Shakuntala puteri seorang Maharesi, yang ternyata sebelumnya adalah seorang raja besar. Dewi Menaka kini telah hamil. Dewi Menaka merasa kecewa, karena Wismamitra memang sudah tidak bisa diajak hidup bersama lagi, menjadi satu keluarga bahagia, dimana ada suami istri dan anak anak. Maka Dewi Menaka membawa  bayi yang masih dikandungnya  di tepinya sungai Malini.

Dewi Menaka menginginkan anak yang dikandungnya, ini, setelah lahir akan diserahkan kepada orang lain. Karena ia ingin segera kembali ke kahyangan. Suatu hari, ketika pada saatnya,a telah melahirkan,seorang bayi perempuan, yang lucu dan menggemas kan.Dengan berat hati Menaka meninggalkan bayinya ditepi sungai Malini. Karena ditempat ini biasanya Resi Kanwa meletakkan persembahan ditempat bayi berada.Untuk memastikan bayi itu akan diiasuh siapa, Dewi Menaka bersembunyi dikerimbunan hutan.Tampak oleh Dewi Menaka, Resi Kanwa datang dengan membawa sajian persembahan dewata. Resi Kanwa terkejut, melihat seorang bayi berada ditempat ia meletakkan persembahan. Dilihatnya Bayi itu dan diberi nama Shakuntala, dan ia sendiri yang merawatnya,ia sangat  bagaikan anaknya sendiri.Kemudian Dewi Menaka kembali ke Kahyangan, namun jiwanya tidak tenang, maka ia sering menengok anaknya dipertapaan Resi Kanwa, Prabu Dusyanta senang sekali mendengarkan kisah Puteri Shakuntala, yang bagaikan dongeng saja. Ia merasa senang karena Shakuntala masih termasuk keturunan seorang raja besar.Setelah tinggal beberapa lama kemudian di pertapaan. Berpamitanlah Prabu Dusyanta kembali ke Astina.Namun sebelum pulang, Prabu Dusyanta memasangkan cincin stempel pada jari manis tangan kiri Dewi

Shakuntala. Prabu Dusyanta berpesan, apabila Dewi Shakuntala berkunjung ke Istana Astina, dimintanya agar memperlihatkan cincin itu kepada Prabu Dusyanta.Hari berganti hari, minggu telah berlalu,bulanpun begitu,

Dewi Shakuntala telah hamil. Banyak perubahan yang dialami Dewi Shakuntala. Ia menjadi seorang pemurung. Ia merindukan kehadiran suaminya. Sebulan telah berlalu, bulan kedua, bulan ketiga pun telah lewat. Semakin rindu rasanya Dewi Shakuntala kepada suaminya.Ia ingin mengabarkan berita bahagia.Ia lupa kalau sedang duduk diatas akar pohon yang menjuntai diatas sungai.

Tanpa disadarinya cincinnya jatuh menggelinding,dan masuk ke dalam sungai dan ditelan oleh seekor ikan besar. Hilangnya cincin menambah penderitaan Dewi Shakunthala. Ia cemas, bagaimana kalau seandainya tanpa cincin itu. Apakah suaminya masih mengakuinya sebagai istrinya. Mengingat kandungan Dewi Shakuntala semakin membesar,maka Resi Kanwa mengingatkan sebaiknya Dewi Shakuntala pergi menemui suaminya untuk memberitahukan kehamilannya.  

Akhirnya  Dewi Shakuntala pun berangkat, dengan sebuah perahu kecil menyisir sungai.Kepergian Shakuntala selaludiikuti ibunya, Menaka, Ia selalu disampingnya. Dewi Menaka tidak bisa mengikuti Shakuntala ke Istana, Ia hanya berdoa semoga mereka tidak ada masalah. Dewi Shakuntala akhirnya masuk kedalam istana.

Sesampai di dalam  Istana, bertemulah ia dengan Prabu Dusyanta, suaminya. Namun Prabu Dusyanta betul betul tidak ingat padaputeri Pertapa, Wismamitra yang bernama Dewi Shakuntala yang telah dikawininya. Dengan sangat kecewa. Dewi Shakuntala kembali kepertapaan.  Setelah beberapa bulan kemudian Dewi Shakuntala telah melahirkan, dua orang anak kembar. Dewi Shakuntala merasa kecewa dengan kelahiran anaknya yang tidak ditunggui suaminya. Setelah genap satu tahun kemudian dari kelahiran anaknya, seorang nelayan berhasil memancing seekor ikan yang besar, Nelayan itu senang sekali mendapatkan hasil tangkapannya. Sesampai di rumah ikan di potong potongnya. Ia tambah kegirangan, ketika didalam ikan itu terdapat sebuah cincin milik Prabu Dusyanta. Rupanya cincin PrabuDusyanta yang diberikan kepada Dewi Shakuntala, itu jatuh kedalam sungai, kemudian ditelan oleh seekor ikan besar. kini ditemukan oleh seorang nelayan.Nelayansegera melaporkan temuannya kepada Prabu Dusyanta. Prabu Dusyanta segera menerima cincin itu, dan diamat amatinya, ia menjadi teringat bahwa cincin itu pernah ia berikan pada seseorang, dan seseorang ituadalah Shakuntala. Prabu Dusyanta segera bergegas pergi kepertapaan tempat Resi Kanwa. Sesampai  ditempat,Prabu Dusyanta melihat seorang anak laki laki mungil, agaknya baru bisa berjalan, yang sedang menggendong anak singa,yang besarnya hampir sebesar anak itu.

Sedangkan induk singa berada dibelakang seorang anak laki Laki itu, kelihatan amat jinak, seakan akan ingin menjaga keselamatan  anak laki laki itu. Raja tertegun.
Sementara  anak itu merasa ketakutan melihat kedatangan orang asing. Singa itu kemudian mengaum dan menghampiri Prabu Dusyanta. Mendengar suara auman itu, Dewi Shakuntala keluar, ia melihat pula kedatangan suaminya. Ia memanggil singanya agar jangan menakut nakuti tamunya. Dewi Shakuntala hanya menatap wajah suaminya. Ia tidak berani mendatangi ataupun bahkan memeluknya, walaupun ia sudah sangat rindu kepada Suaminya. Melihat istrinya, keluar dari pertapaan, Prabu Dusyanta segera berlari, menghampiri istrinya, memeluknya dan menciumnya.

Prabu Dusyanta berulang kali minta maaf atas kelupaan dirinya pada istrinya sendiri, hanya karena sang istri tidak bisa menunjukkan bukti diri berupa cincin kerajaan. Prabu Dusyanta memberikan cincinnya kembali kepada Dewi Shakuntala. Namun Dewi Shakuntala menolaknya. Karena cincin bisa hilang, tetapi cinta pada Prabu Dusyanta selalu  tersimpan di dalam hatinya.. Prabu Dusyanta kemudian diperkenalkan pada  puteranya, yang bernama Bharata.Setelah beberapa hari tinggal dipertapaan, Prabu Dusyanta memboyong Dewi Shakuntala beserta puteranya. Mereka hidup berbahagia di Istana Astinapura.[bm].