Sekilas Tentang Perjuangan Diplomasi Indonesia


Sekilas Tentang Perjuangan Diplomasi Indonesia - Kesimpulan selama ini bahwa kemerdekaan Indonesia diraih lewat perjuangan militer keliru. Peran diplomasi ternyata memegang kunci dalam meraih kemerdekaan itu. 

Dan banyak yang tak menduga, kalau mulusnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu karena peran Bijeenkomst Federaale Overleg/BFO atau musyawarah istimewa kaum federal dan strategi konseptor negara federal, Ide Anak Agung Gde Agung.
Selain itu, banyak teori yang menyatakan bahwa penyelesaian konflik Republik Indonesia dan Pemerintah Kolonial Belanda karena intervensi pihak Amerika Serikat (AS) dan PBB tidak seluruhnya benar. Intervensi itu memang memaksa Belanda berunding. Tapi dengan adanya BFO dan sikap tegas Ide Anak Agung Gde Agung, Republik Indonesia dalam konteks wilayah yang luas—tidak hanya Yogyakarta—memiliki keabsahan untuk berunding. Setelah itu, banyak pejabat dan petinggi Belanda yang mengundurkan diri seperti Wakil Tinggi Pemerintah Belanda di Jakarta, Beel.

Dengan penemuan data dan teori baru ini, Leirissa menyatakan sejarah harus ditulis secara benar dan apa adanya. 
Penemuan data baru terkait peran BFO sebagai kekuatan ketiga dan strategi Ide Anak Agung Gde Agung yang akhirnya mengantarkan Republik Indonesia memperoleh kemerdekaan penuh ini, bukanlah dengan cara mudah.
Leirissa melakukan riset mendalam baik di arsip dalam negeri maupun ke Belanda. Dia mendapatkan banyak data yang selama ini belum terungkap atau dipublikasikan dalam buku, antara lain berbagai dokumen milik pemerintah Belanda, baik rahasia maupun tidak, arsip-arsip BFO, catatan harian Prof Dr W Schermerchorn, Ketua Delegasi Belanda yang merundingkan persetujuan Linggarjati, dan sejumlah buku yang mengandung sumber primer tentang BFO.
Konsep BFO yang diimplementasikan Van Mook berbeda dengan yang digagas Anak Agung. Konsep Ide Anak Agung ini adalah bagaimana federalisme harus menyertakan Republik Indonesia, sedangkan Van Mook tak ingin RI ada.
Lewat BFO itulah, Anak Agung akhirnya berhasil mengkonsolidasikan kekuatan nasional dan menjadikannya sebuah wadah diplomasi untuk menunjang perjuangan elite Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan secara penuh.
Perjuangan BFO yang dilandasi arahan dan strategi Anak Agung ini juga akhirnya memaksa Van Mook, Gubernur Jenderal Hindia Belanda (penguasa Nusantara) mundur. Dengan demikian, lenyaplah musuh-musuh utama RI dalam perjuangan Kemerdekaan Indonesia.**