Hanya Seorang Guru


Hanya Seorang Guru  – Dulu guru dipandang sebelah mata, dan profesinya dianggap enteng. Dulu bila ada seorang guru yang ditanya, apa profesi anda, sang guru menjawab dengan nada pesimis, hanya seorang guru. Kata hanya ini menandakan profesinya rendahan, beda dengan profesi lainnya misalkan tentara, pengusaha, dokter atau polisi.
Yach… memang berpuluh-puluh tahun guru-guru di Indonesia berada dibawah garos “kemelaratan”, bahkan dulu saya masih ingat, guru SD saya banyak yang nyambi, katanya sekedar mencari uang pembeli rokok atau untuk kebutuhan anak-anaknya. Ironis memang nasib guru-guru kita dulu. Mereka dianak tirikan oleh para pengambil kebijakan yang notabenenya menjadi sang pengambil kebijakan karena bimbingan seorang guru.
Tapi sejak reformasi digulirkan, sang pengambil kebijakan kemudian mulai mengingat jasa guru-gurunya. Ibarat kata pepatah “kacang yang mulai ingat kulitnya kembali”. Kesejahteraan guru mulai diperhatikan, tentunya dengan menambah gaji mereka dari rata-rata gaji PNS umum yang sepangkat dengan mereka. Dan yang lebih membahagiakan guru adalah sertifikasi,kata sertifikasi ini adalah semua dambaan guru, betapa tidak, bila seorang guru telah disertifikasi, maka tunggulah gajinya akan dilipat gandakan, umpama gajinya 3 juta perbulan, maka bila sudah sertifikasi maka gaji mereka menjadi 6 juta perbulan. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, tentunya guru-guru harus memenuhi beberapa prasyarat yang pada intinya, prasyarat ini tujuannya agar meningkatkan kualitas seorang guru.
Tahun kemarin (2010), SBY mengeluarkan kebijakan, bahwa guru-guru yang belum sertifikasi mendapat tunjangan non-sertifikasi, lagi-lagi ini membuat guru-guru tambah semangat.
Itulah pergeseran predikat profesi seorang guru, dari dulunya “hanya” seorang guru dan sekarang bila ada seorang guru ditanya, pa profesi anda, dengan mantap guru itu menjawab, “seorang guru”, kata-kata hanya sudah hilang.
Dan bila melihat realitas sekarang, perguruan tinggi yang mencetak guru, kian sesak, orang-orang berlomba-lomba menjadi seorang guru, bahkan pejabat-pejabat yang dulunya menghindarkan anaknya untuk kuliah di perguruan tinggi keguruan, kini ramai-ramai menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi keguruan. Emang enak sih jadi seorang guru…..!!!!
**** hanya coretan yang tak berguna dan sekedar tong kosong nyaring bunyinya……
Salam…..